Bank Sampah : Belajar Mengolah dan Memilah Sampah

 

 

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 68,5 juta ton sampah pada tahun 2021. Sebanyak 17%, atau sekitar 11,6 juta ton adalah jenis sampah plastik. Mayoritas sampah tersebut berasal dari aktivitas rumah tangga sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini bisa disebabkan oleh gaya hidup masyarakat Indonesia yang ingin praktis. Akibatnya, pemakaian plastik sekali pakai pun meningkat. Lalu, plastik-plastik itu malah berakhir di tanah atau perairan karena ketidakpedulian masyarakat yang masih buang sampah sembarangan.

Selain itu, sampah dan limbah medis B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) juga meningkat, lantaran adanya wabah Covid-19 di Indonesia. Di Ibukota Jakarta sendiri, dari awal merebaknya Covid-19 pada Maret 2020 hingga Juni 2021, terdapat 18.460 ton limbah medis kategori B3 yang berasal dari fasilitas kesehatan, rumah sakit, tempat isolasi, karantina, vaksin dan lain sebagainya. (KLHK)

Jika tidak terselesaikan, masalah limbah dan sampah di Indonesia akan tidak terkendali. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun warga menginisiasi gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) disertai pembangunan unit bank sampah untuk mengurangi sampah atau ditukar dengan uang yang lebih bermanfaat.

Salah satunya Bank Sampah yang ada di kompleks rumah saya. Produksi sampah di daerah perkotaan memang lebih tinggi, karena kepadatan penduduk dan aktivitas sehari-hari. Perumahan saya sendiri terletak di kompleks kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD) yang sebagian besar bergantung pada TPA Cipeucang. Namun, TPA ini tidak mampu lagi menampung ribuan ton sampah perkotaan, sehingga temboknya jebol dan sampahnya meluap ke Sungai Cisadane yang terletak persis di sampingnya. Kebetulan TPA ini dekat sekali dengan pemukiman dan pasar, sehingga bau busuknya luar biasa. Kejadian ini sempat viral tahun 2020 lalu. 

Oleh sebab itu, para pengurus, RT, RW, dan pemerintah setempat segera berdiskusi mengenai pelaksanaan Bank Sampah di perumahan saya. Maka, tanggal 11 Juni lalu, diadakanlah Bank Sampah itu, meskipun hanya sehari, diharapkan mampu mengurangi ratusan kilogram sampah yang dulunya dibuang sia-sia, kini dipilah dan diolah. Warga juga bisa belajar memilah jenis-jenis sampah sehingga selain menjaga kebersihan, pengetahuan pun didapat.

Bank sampah perumahanku ini menerima berbagai macam jenis sampah,mulai dari kertas, plastik padat, botol dan tas plastik, kardus, masker, kaleng, logam, karet, wadah makanan, dan lain sebagainya.

 

Contoh sampah kaleng (Salsaparilla) yang akan disumbang ke Bank Sampah

Banyak sampah kardus...




 

 

Ini foto saya... Eaaak...

Memang sudah seharusnya masyarakat, khususnya generasi muda dan anak-anak Indonesia belajar memilah dan mengolah sampah...




Komentar