Halo teman-teman, apakah kalian tahu pernah ke Kota Bandung? Wah pastinya Kota Bandung merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di daerah Jawa Barat, disana kalian bisa berfoto di Gedung Sate, mengunjungi Museum Geologi dan Museum Asia-Afrika, dan lain-lain. Oiya, teman-teman tahu ga, kalau tanggal 25 September 2021 kemarin merupakan hari jadi Kota Bandung ke-211? Kalau kalian tidak tahu, tenang saja! Saya disini akan membahas tentang sejarah Kota Bandung, dari zaman purba, sejarah pendirian, hingga era perang kemerdekaan. Simak ya!
Sejarah Bandung Purba
Menurut Van Bammelen (ahli geologis), sejarah Bandung bermula sekitar 30-20 juta tahun lalu. Pulau Jawa pun tidak seutuh sekarang, dengan pesisir pantai yang membentang dari Rajamandala hingga ke Pelabuhan Ratu, terbukti dari penemuan fosil terumbu karang purbakala perbukitan kapur kawasan karst Citatah, Rajamandala.
Sekitar 14 juta hingga 2 juta tahun lalu, perlahan kerak bumi terangkat sehingga terbentuk gunung-gunung berapi di Selatan Jawa. Bukit-bukit kapur yang ikut terangkat mengalami proses pelarutan dan karstifikasi, sehingga terbentuk saluran-saluran air yang menjadi sungai bawah tanah dan goa-goa, seperti Gua Sanghyang, Gua Poek, Gua Bancana, dan Gua Pawon.
Sekitar empat juta tahun yang lalu di zaman Pliosen, terjadi aktivitas vulkanik di selatan Cimahi, sehingga terbentuk gunung-gunung seperti Gunung Paseban, Gunung Lalakon, dan Gunung Singa, Gunung Pasir Pancir, dan lain-lain. Sementara, di utara terjadi aktivitas vulkanik sehingga membentuk gunung purba yang dinamai Gunung Sunda Purba. Saat itu, Gunung Sunda Purba merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Kenapa gunung purba tersebut disebut Gunung Sunda Purba? Informasinya sangat terbatas. Tetapi menurut seorang sepuh yang berusia 87 tahun kini, Gunung Sunda Purba dahulu dinamakan Gunung Chuda(Bahasa Sanskerta = Putih) karena konon katanya puncak gunung ini selalu tertutup es dan salju. Bahkan beberapa pengembara di India yang melihat gunung tersebut dari kejauhan (diperkirakan dilihat dari Sumatera), mereka langsung merasa penasaran dan langsung menuju tempat gunung tersebut. Kabarnya, kala itu penduduk sekitar gunung susah mengucapkan "Chuda" sehingga lama-kelamaan disebut "Gunung Sunda"
Peristiwa Letusan Gunung Sunda Purba
Gunung Sunda Purba meletus dalam beberapa episode letusan. Sekitar 210.000-128.000 tahun yang lalu, letusan Gunung Sunda Purba mengeluarkan lava disusul dengan 13 unit letusan besar.
Sekitar 105.000 tahun lalu, letusan Gunung Sunda Purba memiliki 3 fase, yakni fase Plinian, fase Freatomagnetik, dan fase Ignimbrit. Pada fase Ignimbrit, tercatat lontaran volume materi yang dikeluarkan mencapai 66 km kubik dan menutupi kawasan sebesar 200 kilometer persegi. Lontaran volume materi Gunung Sunda Purba bahkan lebih besar dari lontaran volume materi letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
Letusan ini juga mengambrukkan Gunung Sunda Purba dan membentuk kaldera raksasa atau
cekungan raksasa yang berbentuk seperti mangkuk, yang kini disebut
sebagai Kaldera Sunda, yang merupakan cikal-bakal Cekungan Bandung. Kaldera ini diperkirakan memiliki luas 6,5 x 7,5 km.
Letusan Gunung Sunda berdampak di utara dan di selatan. Di utara, letusan Gunung Sunda membendung air sungai Citarum Purba yang mengaliri Lembah Cimeta, memotong jalur air ke Cekungan Bandung dan membentuk sebuah danau di dalam Cekungan Bandung, yaitu Danau Sunda Purba. Danau ini memiliki kedalaman sekitar 20-30 meter dan
membentang dari Cicalengka di timur hingga Padalarang di barat, dan dari
Bukit Dago di utara hingga Soreang di Selatan.
Sementara di selatan, terjadi Patahan Lembang atau Sesar Lembang yang membentang dari Lembang di barat hingga Gunung Manglayang di timur sejauh kurang-lebih 29 km. Patahan ini terbentuk ketika Gunung Sunda Purba meletus berkali-kali hingga 2/3 tubuhnya ambruk dan membentuk Patahan Lembang.
Letusan Gunung Sunda Purba yang dahsyat ini juga membentuk gunung-gunung di daerah Cekungan Bandung, seperti Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu.
Perkiraan lokasi Danau Bandung Purba
Patahan Lembang
Pemisahan dan Penyusutan Air Danau Bandung Purba
Sekitar 55.000 tahun yang lalu, Gunung Tangkuban Perahu meletus dan materinya mengalir ke arah selatan dan memisahkan Danau Bandung Purba menjadi 2, yakni Danau Bandung Purba Barat dan Danau Bandung Purba Timur.
Lalu sekitar 16.000 tahun yang lalu, Danau Bandung Purba perlahan mengering. Dari berbagai sumber, diperkirakan penyebab menyusutnya air Danau Bandung Purba merupakan hasil dari pertemuan air danau dan air sungai di sekitarnya yang erosi mengarah ke hulu lalu lolos meloncati dinding alam Pasir Kiara dan Puncak Larang sehingga menemui pantai Danau Bandung Purba. Lama-kelamaan air danau yang mengikuti aliran sungai tadi pun mengikis suatu lembah kecil dan terciptalah suatu lembah besar beraliran kuat dan air danau pun menyusut melewati lembah tersebut.
Manusia Purba
Cekungan Bandung sudah dihuni oleh manusia sekitar 9.000 tahun lalu terbukti dengan penemuan empat kerangka Homo Sapiens di Gua Pawon pada tahun 2003. Kerangka itu diperkirakan berusia 9.000 tahun, sehingga bisa disimpulkan bahwa manusia Pawon hidup pada zaman Pleistosen Akhir - Awal Holosen. Manusia Pawon sering disebut sebagai leluhur orang Sunda.
Berdasarkan penelitian terhadap kerangka manusia Pawon, diperkirakan rentang hidup manusia Pawon mencapai 33-36 tahun. Sementara penelitian pada gigi manusia Pawon menunjukkan bahwa mereka memakan protein dari hewan buruan dan karbohidrat dari umbi-umbian, serat-serat tumbuhan dan biji-bijian.
Selain itu, ditemukan pula berbagai artefak purbakala di Gua Pawon, seperti kapak dan aneka peralatan dan senjata dari batu obsidian. Lokasi penemuan artefak tidak hanya di Gua Pawon saja, tapi tersebar di beberapa lokasidi Cekungan Bandung seperti Dago Pakar, Pasir Panyandaan, dan Gunung Lalakon.
Kini, berbagai bagian kerangka serta artefak purbakala yang ditemukan di wilayah Cekungan Bandung bisa kalian lihat di Museum Geologi Bandung. Kalian juga bisa berkunjung langsung ke Gua Pawon yang terletak di utara Padalarang.
Kerangka manusia purbakala di Gua Pawon
Sekian blog saya tentang sejarah Kota Bandung, terimakasih telah melihatnya. Saya akan melanjutkan rangkaian cerita sejarah saya di Part 2. Mohon maaf sekali jika ada salah kata ataupun kesalahan informasi yang tertera diatas, sekali lagi saya sebagai manusia tentu saja tidak sempurna, dengan pengetahuan dan sumber yang terbatas ini, saya harap Anda terhibur dan senang membacanya. Sekali lagi mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih banyak dan sampai jumpa!
Jangan lupa check blog ini untuk Part 2 ya!
Komentar
Posting Komentar