Piala AFF dan Mimpi yang Tak Kunjung Tercapai

 

 

Timnas Sepakbola Indonesia gagal menyabet gelar Piala AFF 2020, setelah didepak 6-2 oleh Thailansecara agregat. Ini bukan pertama kalinya Indonesia kalah di final. Sebelumnya Indonesia sudah 5 kali yakni pada edisi 2000, 2002, 2004, 2008, dan 2010. Namun tidak satupun pada kesempatan tersebut Indonesia berhasil merengkuh gelar juara sama sekali.

Di kesempatan kali ini, aku akan menceritakan kisah perjuangan Timnas Indonesia di setiap semifinal Piala AFF sampai tahun 2016


Piala AFF 1996 - Edisi Perdana, Indonesia Peringkat 4

Kilas Balik Piala Tiger 1996 dan Situasi Politik yang Melatarinya
Pemain timnas Indonesia sedang berebut bola dengan pemain Malaysia

 

Piala AFF pertama kali diadakan di Singapura dan diselenggarakan pada tahun 1996, 12 tahun setelah berdirinya AFF (ASEAN Football Federation). Turnamen sepakbola se-Asia Tenggara ini digagas oleh 6 negara anggota AFF, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam. Sementara itu, 4 negara lain yakni Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam menjadi negara yang diundang karena belum masuk keanggotaan Piala AFF saat itu.

Kejuaraan ini didukung Asia Pacific Breweries, yang memproduksi Tiger Beer. Maka dengan alasan sponsor, Piala AFF tahun 1996 pun dinamai "Tiger Cup" atau Piala Tiger. 

Indonesia, salah satu kekuatan besar di Asia, turut berpartisipasi dengan menurunkan pemain-pemain terbaiknya. Ada Listianto Raharjo, Aji Santoso, Aples Tecuari, Robby Darwis, Widodo C Putro, Peri Sandria, Kurniawan DJ, Bima Sakti, Fachri Husaini, Nur'alim, Ansyari Lubis, dll. Mayoritas pemain berasal dari klub Persebaya, Persipura, Pelita Jaya, Persija, Persib, PKT Bontang, Petrokimia Putra dan juara Liga Dunhill 1995/1996 yakni Mastrans Bandung Raya FC. Timnas saat itu dilatih oleh Danurwindo.

Indonesia tergabung di Grup A bersama Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja. Grup yang cukup ringan dengan hanya Vietnam sebagai lawan terberatnya. Betul saja, pada pertandingan pertama Indonesia berhasil menggilas Laos 5-1, lalu mengalahkan Kamboja 3-0, dan menaklukkan Myanmar 6-1, meskipun imbang 1-1 melawan Vietnam. Indonesia pun menjadi juara grup A dan lolos ke semifinal.

Di semifinal. Indonesia harus melawan hadangan Malaysia. Sayangnya, pada laga semifinal ini, Indonesia harus terhenti perjalanannya karena dikalahkan Malaysia dengan skor 3-1. Gol Malaysia diciptakan oleh K. Sanbagamaran, Rusdee Sulong, dan Abdul Rahman. Sementara gol semata wayang Indonesia didapat dari gol bunuh diri Azali.

Gagal lolos ke babak final, Indonesia masih punya kesempatan mendapatkan posisi ketiga. Tim garuda harus melawan Vietnam yang sebelumnya kalah 4-2 dari Thailand. Dalam pertandingan perebutan juara 3 ini, Indonesia harus merelakan Vietnam merengkuh juara 3 setelah dikalahkan 2-3. Sementara di babak final Thailand berhasil mengangkat trofi Piala AFF untuk yang pertama kalinya setelah mengalahkan Malaysia lewat gol tunggal Kiatisuk Senamuang.

 

Klasemen Piala AFF 1996

 Grup A

Negara        Poin

Indonesia     10              (Lolos ke babak semifinal)

Vietnam        8               (Lolos ke babak semifinal)

-------------------------------------------------------------------

Myanmar      6

Laos              4

Kamboja       0


Grup B

Negara        Poin

Thailand      10                (Lolos ke babak semifinal)

Malaysia       8                 (Lolos ke babak semifinal)

--------------------------------------------------------------------

Singapura      7

Brunei           3

Filipina         0 


Penghargaan pemain terbaik

Zainal Abidin Hassan (Malaysia)

 

Pencetak gol terbanyak

Netipong Sritong-in (7 gol) (Thailand)


Penghargaan fair play

Tim Nasional Brunei Darussalam


Kilas Balik Piala AFF 1996 | Goal.com
Pemain Timnas Thailand berselebrasi atas keberhasilan menjuarai Piala AFF 1996




Piala AFF 1998 - Gagal Juara, Skandal Sepakbola Gajah

Flashback Timnas Indonesia di Piala AFF 1998: Sejarah Kelam Bernama Sepak  Bola Gajah - Piala AFF Bola.com
Pemain Timnas Indonesia, Bejo Sugiantoro sedang merebut bola dari pemain Thailand

 

 2 tahun berselang, Piala AFF digelar kembali. Turnamen diadakan akhir bulan Agustus 1998, 3 bulan setelah kerusuhan Mei 1998 yang menyebabkan presiden kedua RI, Soeharto lengser setelah 32 tahun berkuasa. Kali ini giliran Vietnam yang menjadi tuan rumah.

Tim garuda kembali berbenah, belajar dari kelemahan edisi 1996.  Tim Indonesia kini dilatih oleh pelatih baru, Rusdy Bahalwan. Skuat timnas saat itu didominasi oleh pemain Persebaya Surabaya, sehingga muncul ungkapan "Timnas rasa Persebaya". Terdapat 9 pemain Persebaya yang masuk skuat, mereka adalah Hartono, Bejo Sugiantoro, Khairil Anwar, Aji Santoso, Uston Nawawi, Hartono, Anang Ma'ruf, Yusuf Ekodono, dan Mursyid Effendi. Kendati demikian, tim Indonesia termasuk salah satu tim unggulan Piala AFF, saat itu ranking FIFA Indonesia berada di angka 76.

Pada hasil drawing, Indonesia tergabung dalam grup A bersama Thailand, Myanmar, dan Filipina. Pada pertandingan pertama, Indonesia menekuk Filipina 3-0. lalu kembali membantai Myanmar dengan skor 6-2, namun di pertandingan ketiga dikalahkan oleh skuad gajah perang - julukan dari Timnas Thailand, dengan skor 3-2.

Pertandingan ketiga melawan Thailand berlangsung kontroversial. Kedua tim sama-sama menginginkan kekalahan, agar tidak bertemu tuan rumah Vietnam di laga semifinal yang begitu mengerikan. Dengan kekalahan, Indonesia bisa menempati posisi kedua grup A dan harus melawan Singapura di babak semifinal.

Pertandingan yang diharapkan berlangsung seru karena menentukan juara grup A, berlangsung sebaliknya. Kedua tim bermain dalam tempo lambat dan tidak termotivasi untuk memenangi pertandingan. Meskipun begitu, gol pertama dicetak Indonesia melalui Miro Baldo Bento di menit ke-52 lalu dibalas Kritsada 10 menit kemudian. Di menit ke-84 barulah Aji Santoso membawa Indonesia unggul 2-1 atas Thailand, 2 menit berselang Therdsak menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Menjelang menit terakhir, dengan niat mendapat kekalahan, Mursyid Effendi malah menendang bola dengan keras ke gawang Kurnia Sandy, alhasil Indonesia pun dikalahkan Thailand 3-2. Hal janggal lainnya, Kurnia Sandy sesekali terlihat membawa bola ke tengah-tengah lapangan, selain itu pemain Indonesia juga sering menendang bola asal-asalan sehingga bola seringkali jatuh di kaki lawan.

Sampai kini, dalang dibalik sepakbola gajah Indonesia vs Thailand belum terungkap, sang pelatih, Rusdy Bahalwan tidak mau bersuara tentang kejadian tersebut sampai menghembuskan nafas terakhir pada tahun 2011. Sementara Mursyid Effendi sang pelaku gol bunuh diri kontroversial mengatakan bahwa hal itu ia lakukan karena merasa jengkel Thailand bermain asal-asalan.

Sebagai akibat dari perbuatan tak terpuji tersebut, FIFA mendenda kedua tim 40 ribu dolar AS karena "melanggar semangat permainan" sementara Mursyid Effendi diberikan hukuman tidak boleh bermain sepakbola nasional selama satu tahun dan tidak boleh bermain laga internasional seumur hidup. Dengan begitu Mursyid tak bisa bermain untuk timnas ataupun bermain bersama Persebaya di ajang Liga Champions Asia. Selain itu, Ketua Umum PSSI Azwar Anas turut menjadi bulan-bulanan para suporter dan akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh Agum Gumelar.

Target menghindari Vietnam memang berhasil, namun, sepertinya Indonesia sedikit melupakan Singapura yang juga sama kuat. Di laga semifinal melawan Singapura, Indonesia lagi-lagi gagal masuk ke babak final karena ditekuk Singapura 2-1. Sementara Thailand kebobolan tiga gol tanpa balas melawan Vietnam. Hal yang mengejutkan terjadi di laga final. Vietnam dikalahkan oleh Singapura di depan publik sendiri, dengan sebiji gol Sasikumar. 

Pada pertandingan penentuan juara 3, Indonesia kembali melawan Thailand, dan kali ini menang 5-4 di adu penalti, setelah imbang 3-3 di waktu normal.

Terlepas dari segala kontroversi, Piala AFF 1998 merupakan edisi Piala AFF pertama yang mengadakan pertandingan babak kualifikasi yang diadakan di Myanmar dan Singapura.. Tim yang lolos kualifikasi adalah Singapura, Filipina, Myanmar, dan Laos. Sementara Brunei dan Kamboja tidak berhasil lolos.


Klasemen Piala AFF 1998

Grup A

Negara      Poin

Thailand      7        (Lolos ke babak semifinal)

Indonesia     6        (Lolos ke babak semifinal)

----------------------------------------------------------------------

Myanmar     4

Filipina        0


Grup B

Negara      Poin

Singapura   7          (Lolos ke babak semifinal)

Vietnam      7          (Lolos ke babak semifinal)

-----------------------------------------------------------------------

Malaysia     1

Laos            1


Penghargaan pemain terbaik

Nguyễn Hồng Sơn (Vietnam)

 

Pencetak gol terbanyak

Myo Hlaing Win (4 gol) (Myanmar)


FLASHBACK 1998: Singapore pick up first title – AFF – The Official Website  Of The Asean Football Federation
Timnas Singapura mengangkat trofi Piala AFF 1998



Piala AFF 2000 - Gendut Doni Topskor, Kalah di Final

Pemain Thailand sedang merayakan sebuah gol

 Gelaran Piala Tiger (AFF) 2000, diadakan di Thailand dan merupakan edisi ketiga Piala AFF. Uniknya, kali ini tidak ada laga babak kualifikasi, dengan Brunei mengundurkan diri, menyisakan sembilan tim. 

Skuad timnas Indonesia  cukup ditakuti pada masa itu. Lini depan timnas yang menakutkan terdiri atas Gendut Doni, Bambang Pamungkas, Rochy Putiray, Kurniawan DJ, dan Miro Baldo Bento. Di lini tengah ada Ismed Sofyan, Eduard Ivakdalam, Uston Nawawi, Putu Gede, dll. Sementara di belakang ada Nur'alim, Suwandi, Donald La'ala, dkk. yang turut membantu menjaga gawang Hendro Kartiko yang menjadi langganan dibawah mistar gawang. Skuad dilatih oleh Nandar Iskandar.

Indonesia tergabung di grup A bersama Thailand, Myanmar, dan Filipina, unik sekali mengingat Indonesia juga tergabung didalam grup serta tim yang sama seperti edisi 1998. Pada pertandingan pertama melawan Filipina, Indonesia berhasil menggasak gawang Filipina tiga gol tanpa balas, namun pada pertandingan kedua melawan Thailand, musuh bebuyutan timnas, Indonesia harus tumbang 4-1. Indonesia menghajar Myanmar 5-0 di pertandingan terakhir, memastikan posisi kedua grup A dan lolos ke babak semifinal.

Di babak semifinal Indonesia harus melawan tim kuat, Vietnam. Pertandingan berlangsung sengit, kedua tim tidak mau kalah. Hasilnya imbang 2-2 di waktu normal. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu dengan sistem golden goal. Gendut Doni Christiawan akhirnya mampu mencetak gol emas di menit ke-120 menjelang akhir babak extra time. Skor 3-2 untuk kemenangan Timnas Indonesia. 3 jam setelah pertandingan Indonesia vs Vietnam, Thailand berhasil memastikan lolos ke babak final setelah menghancurkan Malaysia 2-0 melalui gol Kiatisuk Senamuang dan Tawan Sripan.

Laga final antara musuh bebuyutan Indonesia dan Thailand berlangsung seru. Thailand selaku tuan rumah tampil ganas. Terbukti, Woorrawoot Srimaka, striker Thailand mencetak dua gol di menit 14, lalu empat menit berselang ia menambah keunggulan tim gajah perang. Uston Nawawi berhasil membalas melalui gol di menit 20. Namun Worrawoot Srimaka kembali menjadi mimpi buruk timnas Indonesia dengan hattrick-nya di menit 32. Skor 3-1 untuk keunggulan Thailand. Babak kedua, Thailand berhasil memperbesar keunggulannya melalui gol Tanongsak Prajakatta di menit ke-65. Setelah itu tidak ada gol lagi yang tercipta dari kedua tim. Skor akhir 4-1 untuk kemenangan Thailand, skor yang sama saat Thailand bersua Indonesia di babak grup. Thailand berhasil mengangkat trofi Piala AFF untuk yang kedua kalinya di Stadion Rajamangala.

Posisi juara ketiga didapatkan oleh Malaysia setelah menggilas Vietnam 3 gol tanpa balas.


Klasemen Piala AFF 2000

 Grup A

Negara      Poin

Thailand      9           (Lolos ke babak semifinal)

Indonesia     6           (Lolos ke babak semifinal)

--------------------------------------------------------------------

Myanmar     3

Filipina        0


Grup B

Negara      Poin

Vietnam      10          (Lolos ke babak semifinal)

Malaysia     10          (Lolos ke babak semifinal)

---------------------------------------------------------------------

Singapura     6

Kamboja       3

Laos              0

 

Penghargaan pemain terbaik

Kiatisuk Senamuang

 

Pencetak gol terbanyak

Worrawoot Srimaka (5 gol) (Thailand)

Gendut Doni Christiawan (5 gol) (Indonesia) 


Penghargaan fair play

Tim Nasional Malaysia


Memori Final Indonesia - Thailand Di Piala AFF 2000 | Goal.com
Timnas Thailand juara Piala Tiger 2000

 

Piala AFF 2002 - Jadi Tuan Rumah, Gagal Lagi di Final

GARAGARABOLA on Twitter: "Partai SF di GBK mempertemukan Indonesia dgn  Malaysia. Dikutip dr @skorindonesia,I Putu Gede menceritakan Malaysia pd  tahun itu sangat superior, bahkan dia berpikir AFF 2002 adalah milik  Malaysia. Bagaimana
Pemain Indonesia sedang berebut bola dengan pemain Malaysia di semifinal


Piala Tiger (AFF) 2000, edisi ke-3 Piala AFF dan juga pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah. Tak hanya Indonesia, Singapura juga menjadi tuan rumah bersama. Brunei kembali mengundurkan diri, mungkin karena sponsornya perusahaan bir (Tiger Beer). 

Bagaimana dengan skuad Indonesia? Skuad Indonesia saar itu mayoritas diisi pemain muda macam Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, Firmansyah, Gendut Doni, Budi Sudarsono, juga Yandri Pitoy yang menjadi pelapis Hendro Kartiko dibawah mistar gawang. Selain itu veteran macam Amir Pohan dan I Komang Putra, kiper yang memenangi Liga Indonesia 2 tahun sebelumnya bersama PSIS juga dipanggil. Tidak luput pemain langganan timnas macam Putu Gede, Sugiantoro, Aples Tecuari, Imran Nahumarury, Yaris Riyadi, dll. juga turut dipanggil pelatih timnas kala itu, Ivan Kolev. Kekuatan timnas saat itu hanya bisa dilawan oleh musuh bebuyutan Indonesia.

Berdasarkan hasil undian, Indonesia bersama Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Filipina. Grup yang bisa dibilang....gampang bagi timnas, kecuali melawan Vietnam. Terlebih, seluruh pertandingan grup A dan babak gugurdiadakan di Gelora Bung Karno, selaku tuan rumah Indonesia sepatutnya bisa menjuarai Piala AFF kali ini.

Pada pertandingan pertama melawan Myanmar, Indonesia ditahan imbang tanpa gol. Sementara di pertandingan kedua, Indonesia berhasil menekuk Kamboja 4-2. Pertandingan ketiga melawan Vietnam menjadi laga terberat yang bisa menentukan juara grup, namun berakhir seri 2-2. 

Tiga pertandingan dijalani, Indonesia masih berkutat di posisi ketiga dengan 5 poin, sementara Vietnam dan Myanmar masing-masing berada di posisi 1 dan 2 dengan 7 poin. Tinggal menunggu hasil dari Vietnam vs Myanmar, jika hasilnya imbang, maka Indonesia harus menang atas Filipina dengan selisih 8 gol. Pertandingan Vietnam vs Myanmar digelar di waktu yang bersamaan dengan Indonesia vs Filipina, maka agar Indonesia dipastikan bisa melaju ke semifinal, pemain harus berjuang habis-habisan untuk menang dengan selisih 8 gol.

Pertandingan pun dimulai, disaksikan 50.000 penonton, timnas diharapkan memenangi  laga krusial ini.  Belum genap 1 menit, Bambang Pamungkas sudah mencetak gol, menambah semangat juang timnas untuk membantai Filipina. 5 menit berselang giliran Zaenal Arif yang menggandakan keunggulan timnas atas Filipina. Pemain Indonesia menyerang Filipina secara bertubi-tubi, hingga pada akhir babak pertama, sudah tercipta sebanyak 7 gol (Bambang Pamungkas dan Zaenal Arif membukukan hattrick dan satu gol lagi dari Budi Sudarsono).

 Di babak kedua, serangan masih intens dilancarkan oleh para pemain timnas. Sampai akhir pertandingan, tercipta 14 gol, dengan skor fantastis 13-1 untuk kemenangan bersejarah Timnas Indonesia. 2 pemain, Zaenal Arif dan Bambang Pamungkas mencetak 4 gol di laga itu. Bejo Sugiantoro mencetak 2 gol dan 3 gol lainnya tercipta dari Budi Sudarsono, Imran Nahumarury, dan gol bunuh diri Licuanan yang menjadi gol terakhir pertandingan. Filipina hanya mampu membalas dengan gol dari Ali Go di menit ke-78. 10 KM dari GBK, di Stadion Lebak Bulus tepatnya, Vietnam berhasil mengandaskan Myanmar 4-2, dengan hasil tersebut, Indonesia berhasil lolos ke semifinal melawan Malaysia.

Laga semifinal melawan Malaysia, tim yang cukup kuat saat itu, membuat publik Indonesia khawatir. Bukan tanpa alasan, Malaysia telah mengalahkan Thailand 3-1 dan Singapura 4-0 di babak grup. Pertandingan semifinal berlangsung seru. Banyak orang mengira Malaysia yang akan menang, namun situasi berbalik di menit ke-75, ketika Bambang Pamungkas berhasil membuat Indonesia unggul 1-0 melawan Malaysia di GBK. Skor tidak berubah sampai wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Di final, Indonesia bersua Thailand di final untuk kedua kalinya, setelah Thailand menumbangkan Vietnam 4-0. Indonesia diperikirakan bisa menang karena telah mengandaskan Malaysia 1-0 di semifinal. Namun, Thailand justru unggul 2-0 di babak pertama melalui Chukiat dan Terdsak. Babak kedua berlangsung seru, bermain di GBK, pemain Indonesia semakin termotivasi dengand ukungan 100.000 suporter yang hadir di stadion. Efek ajaib suporter, Yaris Riyadi dan Gendut Doni berhasil menyeimbangkan kedudukan 2-2; hingga waktu normal selesai. Babak perpanjangan waktu dimulai, tidak ada gol tercipta, maka dilanjutkan ke babak penalti. 

Sayangnya, di babak penalti ini Indonesia haus mengakui kemenangan Thailand. Mimpi Indonesia harus pupus ketika Bejo Sugiantoro dan Firmansyah gagal mengeksekusi penalti. Alhasil, adu tos-tosan dimenangkan Thailand 4-2 setelah penendang terakhir Dusit Charlemsan berhasil mengecoh Hendro Kartiko dengan tendangan panenka.

Thailand kembali menjadi raja di Asia Tenggara dengan kemenangan dua kali berturut-turut. Sementara Indonesia belum pecah telur. The Golden Star Vietnam menyusul dengan posisi juara ketiga seusai mengatasi perjuangan Malaysia dengan skor 2-1.

 

Klasemen Piala AFF 2002

Grup A

Negara      Poin

Vietnam      10          (Lolos ke babak semifinal)

Indonesia     8           (Lolos ke babak semifinal)

----------------------------------------------------------------

Myanmar     7

Kamboja      3

Filipina        0


Grup B

Negara      Poin

Malaysia      7           (Lolos ke babak semifinal)

Thailand      4           (Lolos ke babak semifinal)

------------------------------------------------------------------

Singapura    4

Laos            1

 

 Penghargaan pemain terbaik

Therdsak Chaiman (Thailand)

 

Pencetak gol terbanyak 

Bambang Pamungkas (8 gol) (Indonesia)

 

Member Association – Indonesia – AFF – The Official Website Of The Asean  Football Federation
Timnas Thailand merayakan gelar juara Piala AFF 2002, ini merupakan kali ketiga Thailand juara

 

 

Piala AFF 2004 - Debut Boaz si Anak Ajaib, Hattrick Juara 2

              

Duet Striker Timnas Indonesia di Piala AFF: Dari Ilham Jaya Kesuma dan Boaz  Solossa hingga Christian Gonzales dan Irfan Bachdim - Piala AFF Bola.com
Duet Ilham Jaya Kesuma-Boaz Solossa

 

 8 tahun sudah berlalu dari Piala Tiger pertama di tahun 1996 hingga Piala Tiger ke-4 di tahun 2004. Tim juara sudah berubah, walaupun masih didominasi Singapura dan Thailand.  Terdapat juga satu tim debutan, yakni Timor Leste yang baru saja merdeka dari Indonesia.

Kini tim Indonesi menatap Piala Tiger 2004 dengan harapan kemenangan, setelah sebelumnya 2x kalah di final.                                                                                                   Pepatah dari buku Shakespeare, "Third time's the charm" atau bisa ditafsirkan "Keberhasilan ada pada kali ketiga". Namun, apakah itu semua berlaku untuk Timnas Indonesia?

Skuad pemain terdiri atas 22 pemain yang telah disaring dari 30 pemain. 22 pemain tersebut diantaranya ada Hendro Kartiko, Yendri Pitoy, dan Mukti Ali Raja sebagai penjaga gawang. Di lini belakang ada Ismed Sofyan, Charis Yulianto, Firmansyah, Aris Indarto, Hamka Hamzah dan Jack Komboy. Di lini tengah ada Ortizan Salossa, Ponaryo Astaman, Elie Aiboy, Syamsul Bachri, Firman Utina, Mauly Lessy, Agus Indra Kurniawan, Mahyadi Panggabean, dan Supriyono Salimin. Lini depan diisi oleh Ilham Jaya Kesuma, Boaz Solossa yang tampil garang di PON Sumsel, Elie Aiboy, hingga Kurniawan Dwi Julianto. Mereka dilatih oleh Peter Withe. Sebelum melatih Indonesia, Withe sempat melatih Thailand dari taun 2000 - 2002, ia juga membantu Thailand mengalahkan Indonesia di final. 

Indonesia tergabung di grup A bersama Singapura, Vietnam, Laos, dan Kamboja. Grup A memainkan pertandingannya di Thống Nhất Stadium, Ho Chi Minh City, Vietnam      (Sebagai info, kali ini Piala Tiger diadakan di Malaysia dan Vietnam sebagai tuan rumah bersama). Sebagai tuan rumah, Vietnam dan Singapura jelas diunggulkan sebagai tim juara. Namun kalau dilihat, skuad Indonesia juga terlihat mengerikan, saat itu jumlah striker berkualitas milik Indonesia sangat berlimpah. Bahkan nama-nama besar seperti Bambang Pamungkas, Zaenal Arif, ataupun Gendut Doni tidak dipanggil.

Di laga pembuka, Indonesia berhasil menggilas Laos 6-0. Dilanjutkan dengan hasil imbang tanpa gol melawan Singapura. Pertandingan ketiga, melawan Vietnam digelar di        Stadion Nasional My Dinh, kandang timnas Vietnam. Tetapi Vietnam malah dipermalukan didepan publiknya sendiri; kebobolan tiga kali tanpa bisa mencetak satu gol pun ke gawang Indonesia. Laga terakhir versus Kamboja, sudah ditebak, kemenangan untuk Indonesia dengan skor fantastis 8-0. Indonesia menjadi juara grup A Piala Tiger 2004 dengan selisih 2 poin dari Singapura yang ikut lolos ke semifinal.....

Yang perlu diperhatikan disini adalah begitu garangnya lini depan Timnas Indonesia, lebih spesifiknya, tajamnya duet maut Boaz Solossa-Ilham Jaya Kesuma. Keduanya sudah mencetak total 9 gol di babak grup (Boaz 3, Ilham 6). Pada pertandingan melawan Laos saja mereka berdua sudah mencetak brace (2 gol) masing-masing. Pertandingan ketiga versus Vietnam, keduanya berhasil menghasilkan 1 gol dan pada pertandingan menghadapi Kamboja, Ilham Jaya Kesuma berhasil membukukan hattrick. Hal unik lainnya, gawang Indonesia belum pernah sekalipun kebobolan pada fase grup ini. Ini merupakan pencapaian bagi kiper Indonesia. Dibandingkan dengan Piala Tiger sebelumnya, gawang Indonesia telah dijebol 5 kali, namun kali ini tidak ada tim yang bisa menceploskan bola dalam gawang tim Merah Putih.

Di babak semifinal, untuk ketiga kalinya Indonesia harus menghadapi Malaysia (sebelumnya tahun 1996 dan 2002). Kali ini Piala Tiger mengadopsi sistem 2 leg pada pertandingan semifinal dan final. Laga pertama diadakan di Gelora Bung Karnopada 28 Desember 2004.

Namun, 2 hari sebelum pertandingan, tepatnya 26 Desember 2004, Aceh dihantam tsunami setinggi 30 meter dengan kecepatan 360 km/jam sebagai akibat dari gempa dahsyat berkekuatan 9,3 M di tengah Samudra Hindia. 200.000 lebih jiwa hilang dalam peristiwa tersebut, salah satunya Irwansyah, pemain Persiraja yang hilang pasca kejadian. Tsunami ini tidak hanya memakan korban jiwa dari Indonesia saja, melainkan negara tetangga India

Meski begitu, jadwal pertandingan tetap dan tidak diubah. Kini, Indonesia yang telah dihantam tsunami, dihantam pula oleh timnas Malaysia. Kekalahan menyakitkan atas rival sendiri dan di kandang sendiri, dengan skor tipis 1-2.

Leg kedua di Stadion Bukit Jalil, Malaysia direncanakan berlangsung tepat hari pertama tahun 2005, namun ditangguhkan 2 hari sebagai penghormatan untuk para korban tsunami Samudera Hindia, yang memakan ribuan korban.



Kini, Kurniawan Dwi Julianto dkk. bersiap membalaskan dendam atas kekalahan menyakitkan di kandang sendiri. Indonesia harus menang dengan selisih 2 gol untuk melaju ke final. Di leg kedua ini pertandingan berlangsung seru, saling menyerang antara kedua tim. Sayangnya di babak pertama, timnas kebobolan terlebih dahulu lewat Khalid bin Jamlus. Suporter Indonesia hampir tidak ada harapan saat itu, hingga saat Kurniawan DJ masuk di babak kedua, Indonesia makin garang. Ia langsung mencetak golnya di menit ke-59. Gol tersebut menambah semangat tim untuk menang. Terbukti di menit 74, Charis Yulianto menambah keunggulan Indonesia. Agregat 3-3 dan Indonesia berhasil menyamakan kedudukan. Namun duet Ilham-Boaz menjadi mimpi buruk Malaysia. Ilham berhasil menceploskan bola di menit 77 dan Boaz 7 menit kemudian. Kemenangan 4-1 (Agregat 5-3) untuk comeback yang sempurna bagi Timnas Indonesia.

 

Di babak final Indonesia harus melewati hadangan Singapura sebelum mengangkat trofi Piala Tiger 2004. Pertandingan leg pertama diadakan di GBK. Namun, dengan dukungan para fansnya, Indonesia malah ketinggalan 2 gol di babak pertama. Di babak kedua Singapura memperbesar skor menjadi 3-0 lewat gol Agu Casmir. Menjelang menit terakhir, Mahyadi Panggabean berhasil memperkecil kedudukan menjadi 3-1. Hasil ini menimbukan kekecewaan, terutama para fansnya, apalagi kalah di kandang sendiri.

Giliran jatah Singapura untuk menggelar pertandingan leg 2. Ketinggalan 2 gol di agregat, tentunya para suporter menginginkan timnas tampil maksimal di Kallang Stadium    (stadion nasional Singapura) agar terjadi lagi skenario comeback seperti saat menjamu Malaysia. 

Sayangnya, hal yang terjadi kala melawan Malaysia tak terulang saat melawan Singapura. Keunggulan cepat Indra Sahdan di menit ke-6 membuat seluruh stadion Kallang bergemuruh. Indonesia ketinggalan 1-4 di agregat, dan harus menang dengan selisih 3 gol. untuk bisa menang. Situasi semakin parah dengan penalti Agu Casmir lagi-lagi menyikat gawang Indonesia elalui penalti di menit ke-41. Indonesia semakin tertinggal jauh. Sebenarnya di babak kedua Elie Aiboy memperkecil ketertinggalan namun gol itu tak berbuat banyak. Pada akhirnya tim Merah Putih harus mengubur mimpi mereka untuk juara. Indonesia dikalahkan dengan skor tipis 2-1 pada pertandingan ini (5-1 dalam agregat). Indonesia lagi-lagi harus mengubur mimpi juara mereka. Ini kali ketiga Indonesia kalah di final.


Klasemen Piala Tiger 2004 

Grup A 

Negara      Poin

Indonesia    10       (Lolos ke babak semifinal)

Singapura    8        (Lolos ke babak semifinal)

-------------------------------------------------------------- 

Vietnam      7

Laos            3

Kamboja     0


Grup B

Negara      Poin

Myanmar   10        (Lolos ke babak semifinal)

Malaysia     9         (Lolos ke babak semifinal)

----------------------------------------------------------------

Thailand     7

Filipina       3

Timor L.     0 


Penghargaan pemain terbaik

Lionel Lewis (Singapura)


Pencetak gol terbanyak

Ilham Jaya Kesuma (7 gol) (Indonesia)


Mengenang Momen Ajaib saat Singapura Juara Piala AFF 2004 - BolaTimes.com

 

Piala AFF 2008 - Kembali ke Semifinal Setelah 4 Tahun

 cdn0-production-assets-kly.akamaized.net/medias...

 

Setelah bertahun-tahun tanpa gelar, Indonesia kini menargetkan juara di Piala Tiger 2007. Berkekal pemain-pemain mentereng seperti Elie Aiboy, atau Bambang Pamungkas dan Ponaryo Astaman yang bermain di Liga Malaysia, harapan besar tentunya ada di pundak mereka. Namun apa hasilnya? Skuad asuhan Peter Withe harus terhenti di babak grup dengan menempati posisi ketigadibawah Vietnam dan Singapura sang tuan rumah.

Seperti biasa... setelah gagal di ajang Piala Tiger, PSSI langsung memecat Peter Withe. Kali ini kursi kepelatihan diduduki Benny Dollo. Ia lantas mempersiapkan skuat untuk Piala AFF 2008 (kali ini berubah nama dari Piala Tiger).

Ia memanggil 30 nama, diantaranya   Markus Horison,  M Roby, Erol Iba, Nova Ariantp. Charis Yulianto, Talaohu Musafri, Ismed Sofyan, Firman Utina, Syamsul Chaeruddin, Ponaryo Astaman, Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, Aliyudin, Budi Sudarsono, dan lain sebagainya.

Bagaimana perjalanan Indonesia di Piala AFF kali ini? Ditempatkan di grup A yang ringan dengan Singapura, Myanmar, dan Kamboja. Keuntungannya adalah Indonesia kali ini menjadi tuan rumah bersama Thailand, lantas Indonesia menjadi salah satu tim favorit di kompetisi kali ini.

Tak ingin mengulangi edisi 2007, Indonesia tampil semaksimal mungkin. Menghadapi tim-tim kecil seperti Myanmar dan Kamboja sudah hampir bisa dipastikan lolos ke semifinal. Melawan Myanmar, Indonesia berhasil menang tiga gol tanpa balas, melawan Kamboja, Indonesia pesta 4 gol tanpa sekalipun kebobolan. Namun di pertandingan terakhir melawan sang juara bertahan, Singapura, Indonesia harus pasrah menjadi runner-up grup A. setelah dikalahkan 2-0. Pada fase grup ini salah satu pemain yang menonjol adalah Budi Sudarsono. Dengan ketajaman dan kelincahannyaa ia berhasil mencetak 4 gol                        (1 gol vs Myanmar, 3 gol vs Kamboja). Proses golnya yang paling spektakuler adalah kala menjamu Myanmar. Saat itu dia sendirian berhasil menembus kawalan dua pemain Myanmar dan langsung menyepak bola sehingga tercipta gol pertama yang indah.

Menjadi runner-up grup A, tandanya Indonesia harus menghadapi Thailand, sang juara grup B di babak semifinal.

Pertarungan leg pertama di kandang sendiri, Indonesia malah tertinggal duluan melalui gol cepat Teerasil Dangda, hanya 5 menit setelah wasit meniup peluit tanda mulainya pertandingan. Skor tetap sama hingga peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Di leg kedua yang dilaksanakan di Rajamangala Stadium Thailand, Indonesia berharap untuk comeback seperti lawan Malaysia 4 tahun silam.

Laga dimulai dengan keunggulan Indonesia saat laga baru berjalan 9 menit oleh sundulan Nova Arianto,dengan memanfaatkan tendangan pojok dari Ismed Sofyan. Hasil tetap bertahan hingga turun minum.

Babak kedua dimulai dengan keunggulan satu gol Indonesia (Secara agregat 1-1). Thailand butuh sebuah gol agar pertandingan tidak berlanjut ke babak extra time.

Malapetaka terjadi pada menit ke-73. Bermula dari Teerasil Dangda yang berhasil menembus pertahanan Indonesia. Lalu bola diumpan ke Teerateep Winothai yang bebas lalu bola disambar dan berhasil menggetarkan jala gawang Markus Horison. Skor imbang bagi kedua tim dan Thailand unggul secara agregat 1-2. 

Menjelang akhir pertandingan, freekick yang dilepaskan pemain Thailand tidak berhasil dipatahkan dengan sempurna oleh pertahanan Indonesia. Bola muntah mendarat di kaki Ronnachai Rangsiyo yang tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung menendang bola dengan kencang dan berhasil masuk ke gawang Indonesia. Thailand unggul 1-2 dalam waktu 16 menit.  Thailand berhasil melaju ke final setelah menang 3-1 secara agregat.

Tatkala di pertandingan partai semifinal lain, yang mempertemukan Vietnam dan Singapura sudah mendapatkan juaranya. Pertandingan leg pertama berakhir tanpa gol, namun di       leg kedua Vietnam berhasil unggul 1-0 melalui aksi Nguyen Quang Hai yang terbentuk dari assist Lê Công Vinh.

Kedua tim yang menang di semifinal pantas untuk memperebutkan gelar juara. Thailand mengincar gelar ketiga (setelah 2000, 2002, dan 2004). Lain halnya dengan Vietnam yang mengincar gelar juara perdana. 

Pada akhirnya Vietnam berhasil mengangkat trofi Piala AFF untuk pertama kalinya. Pada pertandingan final yang berlangsung 2 leg tersebut, Vietnam menang dengan gemilang secara agregat 3-2. Pada laga pertama Vietnam berhasil mengatasi perjuangan Thailand dengan skor tipis 2-1. Sementara di pertandingan kedua, Thailand dan Vietnam harus puas berbagi angka 1-1. Vietnam berjaya dan menjadi juara Piala AFF 2008. Dominasi juara Thailand dan Singapura akhirnya dihentikan oleh Vietnam.

 

Klasemen Piala AFF 2008

Grup A     

Negara      Poin

Singapura    9         (Lolos ke babak semfiinal)

Indonesia     6         (Lolos ke babak semifinal)

----------------------------------------------------------------

Myanmar     3

Kamboja      0


Grup B

Negara      Poin

Thailand       9         (Lolos ke babak semifinal)

Vietnam        6         (Lolos ke babak semifinal)

----------------------------------------------------------------

Malaysia       3

Laos              0


Penghargaan pemain terbaik

Dương Hồng Sơn (Vietnam)

 

Pencetak gol terbanyak

Budi Sudarsono (4 gol) (Indonesia)

Agu Casmir       (4 gol) (Singapura)

Teerasil Dangda (4 gol) (Thailand)


Penghargaan fair play

Tim Nasional Thailand


 

Piala AFF 2010 - Insiden Laser


Mengingat Kembali Perjalanan Indonesia di Piala AFF 2010 | Pandit Football  Indonesia

 

Asa Indonesia kembali pupus di tangan Thailand. Namun dua tahun berikutnya, Indonesia kembali bisa ke babak final untuk memperebutkan juara. Meski pada akhirnya harus mengalami pahitnya kekelahan atas rival sendiri, Malaysia, perjuangan para pemain dan hasil pertandingan di babak grup dan semifinal patut dihargai.

Harus diakui memang, Indonesia saat itu tim kandidat juara ter-favorit. Tim asuhan Alfred Riedl ini diisi oleh Markus Horison, Hamka Hamzah,  M Nasuha, Eka Ramdani, Maman Abdurrahman, Tony Sucipto, Benny Wahyudi, Okto Maniani, Firman Utina, Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Irfan Bachdim, Bambang Pamungkas, Yongki Aribowo, serta pemain naturalisasi berusia 34 tahun : Cristian "El Loco" Gonzales, serta 12 pemain lainnya.

 Pada undian babak grup yang dihelat di Hotel Sheraton Hanoi, Indonesia diketahui mengisi grup A. Grup itu merupakan grup neraka karena selain Indonesia, ada Malaysia, Thailand, dan Laos juga menghuni grup A.

Tim Merah Putih yang menjadi tuan rumah bersama Vietnam berhasil membabat seluruh pertandingan di babak grup dengan 3 kemenangan.  Negara jiran Malaysia berhasil diganyang 5-1. Dilanjut dengan kemenangan besar 6 gol tanpa balas kala bersua Laos. 

Babak semifinal berhasil dicapai oleh Indonesia setelah kemenangan tipis 2-1 atas Thailand. Begitu banyak drama terjadi di laga ini, salah satunya 2 penalti Indonesia yang terjadi di menit-menit terakhir pertandingan. Keduanya berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Bambang Pamungkas.

Partai semifinal kala itu mempertemukan Indonesia dengan Filipina, tim yang pernah dibantai 13 gol delapan tahun silam. Leg pertama anatara kedua tim seharusnya diadakan di Filipina, namun karena stadionnya tidak memenuhi standar, maka kedua leg dilaksanakan di GBK. Bermain di kandang sendiri, Indonesia berhasil menang satu gol di masing-masing pertandingan dengan kedua gol dicetak oleh Cristian "El Loco" Gonzales. Dengan skor agregat 2-0, Indonesia berhak maju ke final.

 Final Piala AFF kali ini bmungkin yang paling seru, namun pahit di pihak Indonesia.  Laga final derbi nusantara antara Indonesia dan Malaysia tidak hanya memperebutkan gelar juara, namun juga harga diri kedua negara. 

Pertandingan leg pertama di Bukit Jalil penuh dengan drama. Cristian Gonzales awalnya sudah mncetak gol di menit kedua, namun dianulir wasit karena lebih dahulu terperangkap offside. 

Namun pada menit ke-53, kiper Indonesia yakni Markus Horison meminta wasit menghentikan pertandingan. Hal ini disebabkan ulah suporter Malaysia yang menyoroti sinar laser ke arah penjaga gawang Indonesia tersebut sehingga mengganggu penglihatan dan konsentrasinya.  Pertandingan pun sempat terhenti selama 10 menit dengan adanya negosiasi dengan perangkat pertandingan. Faktanya, Insiden ini juga sempat terjadi di pertandingan semifinal saat Malaysia menjamu Vietnam.

Setelah jeda, bola kembali bergulir, namun permianan Indonesia tak lagi sama. Tepatnya pada menit ke-60 Maman Abdrurrahman melakukan blunder di sisi sayap dan bola berhasil direbut Norshahrul. Lalu ia berlari ke kotak penalti dan langsung disodorkan ke Safee Sali yang langsung mengeksekusi bola. Malaysia unggul 1 gol atas Indonesia di Bukit Jalil. 

7 menit kemudian Ashaari Shamsuddin berhasil menambah kejayaan Malaysia dengan gol tendangan kerasnya, lagi-lagi berawal dari gerakan Norshahrul. Markus Horison tak mampu berkutik melawan tendangannya.

Tepat pada menit ke-70, umpan lambung Mahali Jasuli dari luar kotak penalti berhasil mencapai Safee Sali yang kemudian menanduknya masuk ke gawang Markus, menambah skor menjadi 3-0 untuk kemenangan Malaysia. Skor tidak lagi berubah sampai pertandingan selesai.

 Leg 2 di GBK bisa jadi momen pembalasan bagi Indonesia. Di pertandingan itu Indonesia sebenarnya bisa menang besar dengan beberapa peluang. Salah satunya handball dari Mohammad Sabree yang berbuah penalti di menit ke-16. Namun Firman Utina sang eksekutor gagal dalam mengecoh kiper Malaysia sehingga bola mendarat di tangan   Khairul Fahmi. Justru di menit ke-54 Safee Sali menjadi penghancur mimpi juara dengan golnya di menit 54. Timnas Indonesia sebenarnya masih bisa membalas lewat 2 gol dari    M Nasuha dan M Ridwan, masing-masing menit 72 dan 88. Namun kedua gol itu tak cukup untuk menyamakan kedudukan pada hasil agregat untuk kemenangan gemilang 4-2 tim negeri jiran Malaysia.

 Kemenangan Malaysia atas Indonesia tentunya mengejutkan, apalagi Indonesia membantai Malaysia 5 gol berbanding 1 di babak grup. Namun justru karena kemenangan itu para suporter dan pemain terlalu percaya diri hingga mendahului takdir. Euforia berlebihan memang sebenarnya tak perlu. Di final Indonesia memang sudah terkenal antiklimaks, termasuk saat ditaklukkan Thailand 4-0 pada final AFF 2020 kemarin. Memang ada faktor lainnya yang menyebabkan kekalahan Indonesia, yakni insiden laser kala bertanding dengan Malaysia. Kemenangan atas Malaysia di babak grup selalu diangkat-angkat sehingga sakit rasanya saat timnas jatuh dan terpuruk di final. Selain itu, ada Mohd Safee Sali yang menjadi penghancur. Pemain yang merumput di Liga Indonesia bersama Pelita Jaya itu sudah mengantongi 5 gol selama turnamen dan menjadi topskor. 

 

Klasemen Piala AFF 2010

Grup A

Negara      Poin

Indonesia     9         (Lolos ke babak semifinal)

Malaysia      4         (Lolos ke babak semifinal)

-----------------------------------------------------------

Thailand      2

Laos             1


Grup B

Negara      Poin

Vietnam      6         (Lolos ke babak semifinal)

Filipina       5         (Lolos ke babak semifinal)

-----------------------------------------------------------

Singapura   4

Myanmar    1


Penghargaan pemain terbaik

Firman Utina (Indonesia)

 

Pencetak gol terbanyak

Mohd Safee bin Mohd Sali (5 gol) (Malaysia)


Penghargaan fair play

Tim Nasional Filipina


Kilas Balik Piala AFF 2010 | Goal.com

 

Piala AFF 2016 - Semifinal Dramatis

 

Sudah genap 20 tahun sejak edisi pertama Piala AFF. Namun, belum sekalipun gelar disabet oleh Indonesia. Indonesia hanya mampu menyabet gelar runner-up selama 4 kali. Setelah kekalahan pahit 2010, selama 2 edisi berturut-turut, 2012 dan 2014, Indonesia hanya mampu bermain di babak grup. 

Kandidat juara tidak berpihak kepada Indonesia lantaran hasil negatif pada kejuaraan-kejuaraan sebelumnya serta kekalahan 3-2 dari Vietnam pada pertandingan persahabatan. 

Skuat diisi Kurnia Meiga, Teja Paku Alam dan Andritany Ardhiasa di posisi kiper. Beny Wahyudi, Abduh Lestaluhu, Abdul Rachman, Yanto Basna, Hansamu Yama, Gunawan Dwi Cahyo, dan Fachruddin Aryanto dipasang di lini belakang. Evan Dimas, Rizky Pora,  Bayu Gatra, Stefano Lilipaly, Zulham Zamrun, Muchlis Hadi, Dedi Kusnandar, Bayu Pradana, dan Andik Vermanysah di lini tengah. Boaz Solossa, Ferdinand Sinaga, Lerby Eliandry, dan Muchlis Hadi di lini depan. Tim dilatih Alfred Riedl yang ditunjuk secara dadakan.

Evan Dimas dkk. tidak dipasang target berlebihan, alasannya karena persiapan yang mepet, serta jadwal turnamen yang bertepatan dengan gelaran Indonesian Soccer Championship. Selain itu absennya dua pemain andalan, Ichsan Kurniawan dan Irfan Bachdim membuat Alfred Riedl memanggil striker timnas U-19, Muchlis Hadi dan memanggil striker veteran Boaz Solossa. 

Indonesia bersama Thailand, Filipina (tuan rumah bersama Myanmar), dan Singapura. Minim persiapan, timnas langsug dihajar dengan skor 4-2 oleh Thailand setelah tertinggal 2 gol terlebih dahulu, lalu disamakan, namun pada akhirnya tumbang. Kemudian pertarungan kedua melawan tuan rumah Filipina hanya berakhir imbang dua sama. Hanya mengoleksi 1 poin dalam dua laga, Indonesia butuh kemenangan krusial kala bertanding dengan Singapura. Duel krusial ini akhirnya dimenangkan Indonesia dengan skor 2-1, dan Filipina yang berpotensi lolos jika memenangi laga melawan Thailand harus tumbang 0-1. Alhasil, Thailand dan Indonesia-lah yang mewakili grup A di semifinal.

Lawan berat yang harus dihadapi Indonesia di semifinal adalah Vietnam.  Pertandingan digelar dengan format home-away seperti semifinal-semifinal sebelumnya. Di Stadion Pakansari Bogor, Indonesia berhasil menumbangkan Vietnam dengan skor 2-1. Semifinal leg kedua dihelat di Stadion My Dinh, kandang Vietnam. Pertandingan berlangsung seru namun berakhir tanpa gol di babak pertama. Tepat di menit 54, Stefano Lilipaly berhasil memanfaatkan umpan lambung Boaz Solossa dengan sundulan keras yang merobek jala gawang Vietnam. 

Pada menit ke-76, kiper Vietnam, Tran Nguyen Manh diganjar kartu merah setelah menendang Bayu Pradana. Namun, keunggulan Indonesia dibalas dengan gol Vu Van Thanh menjelang menit ke 83, dan Vu Min Tuan pada babak injury time (90 + 3), menyamakan kedudukan 3-3 di agregat. 

Pertandingan pun berlanjut di babak perpanjangan waktu, dan saat menit ke-96, Ferdinand Sinaga dijatuhkan di kotak penalti dan dihadiahi penalti oleh wasit. Manahati Lestusen yang menjadi eksekutor berhasil mencetak gol penyeimbang (sekaligus gol internasional pertama bagi Lestusen) dan sekali lagi Indonesia unggul 4-3 di agregat. Skor tidak berubah sampai akhir laga.

Setelah 6 tahun, akhirnya Indonesia bisa kembali ke final, namun kali ini akan ditantang oleh Thailand, yang mengincar gelar juara kelima. 

Laga pertama berlangsung di Stadion Pakansari. Didepan 30.000 pendukungnya, Indonesia secara mengejutkan menang tipis 2-1 atas Thailand. Sayangnya, di Rajamangala, Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dua gol tanpa balas. Skor agregat 3-2 untuk Thailand yang kembali menjadi raja kancah persepakbolaan Asia Tenggara.

 

Klasemen Piala AFF 2016 

Grup A 

Negara      Poin

Thailand      9        (Lolos ke babak semifinal)

Indonesia    4         (Lolos ke babak semifinal)

--------------------------------------------------------------------------------------

Filipina       2

Singapura   1


Grup B

Negara      Poin

Vietnam      9         (Lolos ke babak semifinal)

Myanmar    6         (Lolos ke babak semifinal)

--------------------------------------------------------------------------------------

Malaysia     3

Kamboja     0


Penghargaan pemain terbaik

Chanathip Songkrasin (Thailand)


Pencetak gol terbnyak

Teerasil Dangda (6 gol) (Thailand)


Penghargaan fair play

Tim Nasional Thailand


Inilah Daftar Juara Piala AFF: Indonesia 0, Malaysia 1 - Bola.net

 

 


  



Komentar