Berkreasi di Masa Pandemi dengan Teknologi

 

  person holding pencil near laptop computer photo – Free Work Image on  Unsplash


        Pandemi Covid-19 benar-benar mengerikan. Di awal tahun 2022 ini, Omicron, varian baru corona benar-benar meluluhlantakkan seluruh dunia. Pembelajaran tatap muka ditunda, kantor membatasi pegawainya, restoran dan warung kembali sepi.  Para pelajar sekali lagi harus terisolasi di rumah dan kembali belajar daring. Namun, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Begitu pula dengan wabah ini, ternyata pembelajaran secara daring ini bisa membuat anak-anak muda lebih kreatif.

        Salah satu faktornya adalah kecenderungan gawai  untuk pembelajaran. Ada sisi positif dan negatif dalam kecenderungan gawai sebagai media belajar. Sisi positifnya, anak muda sekarang lebih melek teknologi dan terjun ke bidang digital creativity atau kreativitas digital dan media sosial. Contohnya, semakin banyak anak muda yang tampil di medsos (media sosial) seperti TikTok, Instagram, dll. Selain itu, industri dan transaksi online juga berkembang menjadi salah satu sektor ekonomi. E-commerce atau perdagangan elektronik menjadi solusi tanpa harus berbelanja keluar rumah.

        Tidak hanya dari sektor ekonomi dan media sosial, namun pendidikan juga terpengaruh oleh adanya sistem daring ini. Kini, tanpa bertatap muka langsung di satu tempat, kita bisa bertemu dengan siapapun secara tatap muka daring walau terpisah ribuan kilometer, sehingga tanpa harus bertatap muka langsung ke sekolah, murid hanya perlu untuk membuka gawainya, membuka aplikasi dan langsung bisa bertemu.

        Namun, yang paling fantastis dalam perkembangan dunia maya adalah kita bisa berkreasi apa saja dengan gawai kita. Mulai dari menulis artikel, kita tidak harus menjadi seorang wartawan berita, cukup dengan mengumpulkan informasi di internet dan menulis dengan aplikasi blog. Lalu melukis, hanya dengan aplikasi menggambar di gawai, kita bisa menggambar apapun tanpa memerlukan kanvas dan kuas. Selain itu, karya ini tidak perlu dijual langsung di pameran seperti halnya lukisan-lukisan dinding, namun kita bisa menjualnya sebagai NFT (Non Fungible Token) atau meng-uploadnya ke media sosial, dan akan dilihat oleh jutaan orang di seluruh dunia hanya dengan gawai kecilmu.

        Bahkan, sekarang ada meta semesta atau metaverse, dunia virtual yang dibuat sedemikian mungkin agar mirip dengan dunia nyata. Dengan metaverse, kita bisa menjelajah dunia, mengobrol,dan bekerja hanya menggunakan suatu alat elektronik. Bahkan sekarang ada Ka'bah Metaverse, yang dibuat untuk edukasi ibadah haji. Spektakuler sekali bukan?

        Perkembangan teknologi memang sangat pesat. Berawal dari penemuan mesin uap efisien oleh James Watt pada tahun 1769 yang memicu revolusi industri besar-besaran di seluruh dunia, hingga penemuan tenaga listrik oleh Michael Faraday yang menghasilkan revolusi industri kedua, lalu revolusi industri ketiga yang diawali penemuan mesin yang dapat bergerak dan berpikir secara otomatis, komputer dan robot, dan sampai masa kini, revolusi industri keempat yang berfokus pada perkembangan dunia internet dan digital (Internet of Things).

        Potensi kemajuan teknologi ini tidak boleh kita sia-siakan dan jadikan masa pandemi ini sebagai peluang dalam berkecimpung di dunia maya yang penuh kreativitas dan kebebasan. Anak muda Indonesia yang kreatif pasti bisa!





(Biodata di laman "Tentang Saya")

Komentar